Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan kolaborasi penanggulangan bencana di wilayah kerja Bakorwil I Madiun, terutama mengenai potensi bencana megathrust (gempa bumi dan tsunami) dan hidrometeorologi, maka Bakorwil I Madiun menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana se-Wilayah Kerja Bakorwil I Madiun dengan tema “Penanggulangan Bencana Urusan Bersama” Tahun
2024 yang dilaksanakan pada tanggal 5 November 2024.


BMKG mengungkapkan ada 8 daerah di pesisir Selatan Jawa Timur yang berpotensi terdampak megathrust, yaitu Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan. Artinya, di wilayah kerja Bakorwil I Madiun ada 3 daerah yang berpotensi terdampak yaitu Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan dengan estimasi ketinggian tsunami 24 - 29 meter, dengan estimasi waktu tiba tsunami 26-30 menit.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi pentahelix telah menjadi pendekatan strategis yang sangat penting. Konsep pentahelix melibatkan lima elemen utama dalam masyarakat, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media, yang bekerja sama untuk menciptakan sistem penanggulangan bencana yang lebih efektif dan berkelanjutan. Peran (1) pemerintah sebagai penggerak kebijakan dan koordinasi, (2) masyarakat sebagai aktor utama di garis depan dalam kesiapsiagaan, mitigasi, dan tanggap darurat, (3) akademisi sebagai penyedia riset dan inovasi teknologi mitigasi bencana, (4) dunia usaha sebagai pendukung logistik dan sumber daya proses tanggap darurat, dan (5) media sebagai pembentuk kesadaran dan penyebar informasi terkait bencana, baik sebelum, selama, maupun setelah bencana terjadi. Diharapkan pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :

1.Tingkatkan koordinasi, komunikasi dan kerjasama stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana;
2.Adakan mitigasi bencana dari hulu sampai hilir dalam mengurangi risiko dan kerugian akibat bencana;
3. Komitmen pemerintah daerah kabupaten/kota dalam mendukung penanganan bencana melalui sumber daya yang memadai.